ubur-ubur

Hihihi!! Udah seminggu ni gak posting, jadi bingung mau posting apa. Hmm, gini deeh, saya berbagi pengalaman sedikit ke kalian gimana?? Sebenernya ini aib sih, tapi yaa saya anggap aja sebagai pengalaman yang unik. Hhe. Kejadian ini terjadi saat saya masih duduk di bangku SMA, tepatnya kelas dua SMA sekitar semester awal. Teruuuss..



Saya with teman-teman membuat suatu tim graffity. Kalian tau graffity kan?? Pasti tauu lah. Yaaaa, jadi kami bisa disebut sebagai bomber, jangan salah kaprah (bukan seperti Ali Imron atau Imam Samudra). Bomber emang sebutan anak-anak yang hoby graffity. Hhe. Biasanya, kami melakukan misi pembuatan graffity ini pada tembok-tembok kosong di tengah kota. Dan hebatnya, kami melakukannya saat tengah malam, yang biasa disebut dengan midnight attack. Wew.

Tembok di Sweta
Kejadian terjadi saat misi pembuatan graffity kami yang ke-6 (kalo tidak salah). Saat itu, kami merencanakan untuk graffity besar-besaran, melakukannya bersama tim-tim graffity yang lain alias ngebom bareng. Kami mengundang 5 crew graffity, jangan salah, mereka semua udah pada jago lho. Spot pun sudah ditentukan, yaitu di Sweta, tembok wilcon yang panjangnya kurang lebih 20meter itu menjadi sasaran kami. Dan waktu pengeboman akan dimulai sekitar pukul 00.00 WITA.

Midnight Attack
Pukul 11.53 teng!! Saya tiba di lokasi untuk memeriksa keadaan. Dan memastikan kepada yang lain bahwa suasana sudah sangat aman. "Haduus namaa!!", saya memberitahukan kepada mereka lewat sms. Mereka pun tiba dengan senjata yang lengkap. NGEBOM pun dimulai!!. Klotok klotoook klootok, sruut sruut sruuut, suara pylox terdengar. Saya mengamati, para bomber tengah asiik mencoret-coret tembok sesuai dengan gambar sket yang mereka rancang.

Polisi huff!!!
Setengah jam kemudian, hujan lebat mengguyur, padahal pekerjaan kami baru jadi seperempat bagian. Sial, apes, arggh. Dan yang lebih sialnya lagi, kami mendengar dari kejauhan, beberapa sirine berbunyi. "Wiuw wiiuuuw", ternyata beberapa mobil polisi datang menyergap kami. "Woii! Stop yang kalian lakukan! Lepass smuaa!!", polisi itu teriak. Kami tidak bisa berbuat apa-apa lagi, ingin kabur tapi tak mungkin. Akhirnya, kami semua mengikuti apa yang dikatakan polisi itu dengan wajah takut bercampur keringat, serta air hujan pula. STNK motor kami semua ditahan, dan kami digiring ke Polres terdekat saat itu. Apesssss!!


Pengen tau kelanjutannya? Nantikan, di "Serunya tertangkap polisi part II". Hihi..
(kejem)