ubur-ubur

Tet tereeett!! Ini dia yang ditunggu-tunggu. Akhirnya saya bisa menemukan kelanjutan dari cerita dibawah. Soalnya jujur saja ni yaa, pas posting part I, saya cuma ingat sampai situ aja, selanjutnya bener-bener blank alias lupa. Hhaaha, maklum sudah agak lama. Oke kita lanjut!! "Saat itu, hujan lebat mengguyur, dengan pakaian basah kuyup dan hati amburadul, kami berjalan menuju Polres.."

Yang ada dalam bayangan saya pas itu, hanya lah sebuah kata "penjara". Seolah-olah, saya tau apa yang akan terjadi setelah itu. "Tah, kira-kira kita di apain kita sekarang? Masuk penjara?" tanya saya pada Fatah(temen). "Paling sehari dalam penjara" jawabnya. Waaaaa, kalo saya bisa teriak saat itu, pasti saya akan teriak sekenceng-kencengnya. Bayangin aja, masuk penjara?? Apa kata orang, emang kami penjahat?

Di polres
Sampai di polres, kami langsung digiring ke belakang layaknya tahanan. Saya menatap wajah temen-temen saya yang lain, anehnya tak ada satupun dari mereka yang wajahnya seperti saya. Semua senyum lebaaaaar, sepertinya tak ada ketakutan di hati mereka. Saya yang aneh apa mereka yang aneh?? Hahaha!! Kemudian salah seorang polisi lalu menyuruh kami berbaris dan menyebutkan nama, alamat, sekolah, dan no telpon rumah.

Giliran saya
Kalau tidak salah saya baris di posisi ketiga dari depan, otomatis mendapatkan giliran ke tiga. Dengan jantung berdenyut-denyut kencang, dan berat hati saya menyebutkan "Rizky, SMA * ******* (saat itu saya bohong), 62**5*!!". "Hahaha, polisi itu tertipu", dalam hati saya. Kemudian kami dibariskan kembali di lapangan, dengan kondisi lapangan yang becek, karena hujan belum juga reda.

Setelah menunggu beberapa menit, salah satu polisi menghampiri kami. Dengan cara membentak, polisi itu bertanya macam-macam, bertanya mengapa kita melakukan semua ini, mengapa tidak ada ijin, mengapa ini, mengapa itu, blablablabla. ARGGHH!! Dan yang tidak saya habis pikir, semua jawaban kami tidak diperdulikan oleh mereka, semua dianggapnya salah, serasa mereka yang paling benar.


Di giring ke penjara
Ini dia, kejadian yang saya takutkan terjadi. Salah satu dari teman kami dibawa menuju ke sel tahanan!! Tetapi untungnya, ia tidak dimasukkan ke dalam selnya, hanya diperlihatkan bagaimana kondisi dalam sel itu. Kurang lebih 5 menit ia berada di dalam sel, akhirnya ia keluar dengan wajah ketakutan. Ia menceritakan kepada kita, bagaimana kondisi dalam sel. Penuh penjahat bertatto, tak ada alas tidur, air pun bisa masuk, besi sel setengah berkarat. Busyeet, bayangin aja, betapa mengerikannya.

Dipulangkan
Fiuuuh, sekitar 2 jam kita berada di polres, dan berunding cukup lama dengan para polisi menyebalkan itu, akhirnya kami diijinkan pulang, asal di jemput orang tua. Satu pesan polisi yang saya dengar, bahwa kami tidak boleh melakukannya lagi. Kalau kami melakukannya lagi, kami akan dimasukkan ke sel tahanan seperti penjahat bertatto itu. Gilaa!!


Perasaan saya bener-bener lega, hahaha, bayangin aja, 2jam di polres dan diperlakukan layaknya tahanan. Sempet ada sih dipikiran saya untuk berhenti ngebom saat itu.
Tapi, satu kata temen saya yang membuat saya berubah pikiran. "Bomber yang sudah pernah ketangkep, dan dia tetap nekat ngebom, itu namanya bomber sejati". (wew)

Ini dia nih, sket graffity kami yang gagal: